PONOROGO, KT-  Pilkada Ponorogo yang menghadirkan duel ulang antara Sugiri Sancoko melawan Ipong Muchlis sini berakhir dengan kemenangan Sugiri Sancoko. 
Pertarungan mereka yang sudah ketiga kalinya ini secara keseluruhan dimenangkan oleh Sugiri Sancoko dengan score 2:1. 

IPONG 6 BULAN MENANG

Tercatat hanya pertarungan di tahun 2015 saja Ipong pendatang baru di bumi reyog dengan slogan "Bali kampung" nya berhasil menang kontestasi panas khas Ponorogo. Saat itu Ipong duet bersama sujarno melawan kontestan lainnya. Yaitu Sugiri- sukirno, Amin- Agus (amin: wakil incumbent)  dan calon perseorangan prof. Misranto - isnen. 

Ipong secara masif dalam waktu 6 bulan jelajah desa memperkenalkan sistem  kampanye baru pada pilkada yaitu kontrak politik dengan notaris. Semua desa didatangi tanpa kecuali. Dengan acara spektakular jalan santai hadiah mobil. Juga secara masih membagikan saku empat puluh ribu rupiah ke pemilih. Angka yang menggiurkan untuk pemilih saat itu. 

Meskipun di dukung mesin politik minimalis yaitu Gerindra, PAN, Gerindra.  Dirinya berhasil menang dengan perolehan 39,37 persen suara, melampaui Sugiri sukirno dengan 36, 80 persen, sedangkan Amin Agus patah di awal dengan hanya mengantongi suara 22,15 persen. Sedangkan penggembira prof. misranto dan Isnaini tidak lebih dari 1 persen. 

DUEL IPONG - SUGIRI

Di tarung selanjutnya di musim covid 2020 tarung ulang antara Sugiri dan Ipong kembali tercipta. Hanya 2 calon Sugiri menggandeng pengusaha daging Impor yang juga mantu dari Hj. Eny Yuliati Latif yaitu Lisdyarita. Melawan Ipong Muchlissoni berpasangan dengan Bambang Tri Wahono kepala BPKAD. 
Diatas kertas dukungan jumbo ke Incumbent ipong nyaris tak menyisakan kursi untuk penantang. Sugiri hanya didukung oleh PDI Perjuangan, PAN, PPP, Hanura dengan jumlah 9 kursi batas minimal pencalonan. 

Pola kampanye baru pun tersaji. Pasukan khas pengamanan tergelar menghadapi pola Ipong yang secara masif turun ke lapangan untuk kampanye. 

Pasukan pengamanan berusaha mendapati temuan dilapangan mengenai pembagian uang yang masif baik ke kader maupun ke pemilih. 

Hiruk pikuk situasi yang terlambat disikapi oleh tim Ipong. Hingga banyak aduan ke bawaslu disisi lain banyak terjadi boikot dana hingga tidak sampai pemilih. 

Laporan diaertai dengan bukti rekaman pengakuan dari kader sejumlah uang dan data pemilih dijadikan sandra untuk dihadapkan ke bawaslu. Sebagian lagi diselesaikan di lapangan dengan cara masing masing. 
Eksekusi dana pemilih oleh tim Ipong gagal total. 

Tema tema kampanye yang menyudutkan Ipong juga terus diangkat. Dugaan dugaan pelanggaran dari pribadi calon baik calon bupati maupun wakil terus disuarakan. Hingga berakhir putusan di pengadilan. 
Kebijakan yang dianggap kontra produktif selama menjabat  baik ke kaki 5 maupun pengaturan kuasa terus diakumulasi menjadi kekuatan sukarela untuk sepenuhnya mendukung paslon penantang Incumbent. 

Akhirnya dalam pemilihan yang digelar Desember 2020. Pasangan Sugiri Lisdyarita menang besar. Secara prosentase, untuk paslon 01 ( Sugiri - Lisdyarita) sebanyak 61,7 persen dan paslon 02 ( Ipong- Bambang) sebanyak 38,3 persen. 

Dengan perolehan suara paslon 01 Sugiri-Lisdyarita mendapatkan 352.047 suara dan paslon 02 Ipong-Bambang mendapatkan 218.073 suara.

REMATCH IPONG -GIRI

Pilkada 2024 di awal seakan berlangsung dengan wajah pemain baru, khususnya PKB dalam buka pendaftaran laris manis diserbu pendaftaran. Sederetan nama MDS, ( Mas Didik Subagyo, MHR ( Muhammad Harun Arrosid) , Jendral Nggenot (Brigjend(purn) M. Zaelani) ,seakan akan ikut bertarung meramaikan pilkada Ponorogo 2024.

Mereka dengan gentle daftar ke PKB dengan iringan hiburan spektakuler, ramai spanduk menghias sudut kota. Tanda mereka serius maju tarung di bumi reyog. Nyatanya semua gugur menyisakan jago lama. 

Duel sengit rematch kali ketiga kembali terulang. Lagi lagi wajah lama menghiasi surat suara pilkada. Hanya dua paslon yang bertarung di pilkada 2024.

Ipong Muchlissoni kini berpasangan dengan  Segoro Luhur K D melawan Sugiri Sancoko berpasangan dengan Lisdyarita. Cuma 1 wajah baru yang menghiasi spanduk baliho di berbagai penjuru yaitu wajah Segoro Luhur Kusumo Daru(27th) notabene anak politisi kawakan Supriyanto. 

Lagi lagi Incumbent Sugiri mampu menggendong hampir seluruh partai. Hanya menyisakan NasDem ( 7 kursi) dan PAN (3 kursi) yang ikut di barisan Ipong Luhur.

Pertarungan yang agaknya tidak berimbang tetapi bila mengacu kepada pilkada Ponorogo sebelumnya sangat mungkin barisan kecil bisa memenangkan pertarungan. Hal ini yang terus memacu hingga perhelatan pilkada 2024 di Ponorogo tetap kelihatan seru. 

Mengingat juga banyak dari barisan pendukung Sugiri saat pilkada 2020 kini berbelok ke Ipong Luhur. Pola lama kembali diulang, masing masing berusaha membuat relawan tim pengamanan. Sebagai wujud antisipasi serta memastikan tim serta calon dalam melancarkan program menggaet masa bisa aman sampai hari H pemilihan. 

Semua berjalan seakan begitu panas, bisa dilihat dari suasana pengambilan nomor urut, deklarasi deklarasi sampai debat kandidat

Di lapangan mendekati hari H pemilihan sudah menjadi rumor. Uang saku pemilih dari Ipong Luhur merata 60.000 , beda dengan Sugiri Lisdyarita 25,30 ada juga 50.000 tidak merata ke pemilih. 

Hampir semua pemain taruhan yang awal pasang vor 15 untuk kekalahan sugiri dan kemenangan ipong. Mendekati hari H berbalik arah sebisa mungkin pasang kembali di kubu ipong dengan lek, vor atau apitan.  Ini mengingat rumor merata bahwa  Sugiri tidak keluar uang. Kalau keluar tidak merata, sedangkan kubu ipong uang menyebar merata. 

Pilkada dengan dua surat suara penghitungan begitu cepat berjalan. Sekitar pukul 17.00 aroma kemenangan Sugiri sudah tak mampu terbantahkan. Banyak foto hasil perolehan dengan significant perolehan sugiri jauh mengungguli ipong. Bahkan di beberapa desa di Sukorejo dan Jambon. Perolehan Ipong di TPS tak lebih dari 1 digit. 

Pada pilkada 2024. Kembali dimenangkan Sugiri - lisdyarita dengan jargon ok preen sreer di angka  300.790 atau 54,2 persen dan Ipong- luhur di angka 254.618 atau 45,8 persen. 

Ramai argument dan opini menyebut Sugiri menghapus mitos bupati Ponorogo tidak pernah menjabat dua kali. 

Sejarah tak kan berulang karena batasan bupati 2 periode. Sehingga tidak ada harapan remach Ipong Sugiri selanjutnya. Sugiri Sancoko menjabat di periode ke 2 sudah selesai dengan jabatan bupati Ponorogo. 

Keseruan dan kejutan selanjutnya pasti terjadi di bumi reyog Ponorogo dengan segala dinamikanya. (703)